Sabtu, 25 September 2010

ANAK ANJING


Seorang petani mempunyai beberapa anak anjing yang akan dijualnya. Dia menulisi papan untuk mengiklankan anak-anak anjing tersebut, dan memakukannya pada tiang dipinggir halamannya.
Ketika dia sedang dalam perjalanan untuk memasangnya, dia merasakan tarikan pada bajunya. Dia memandang ke bawah dan bertemu mata dengan seorang anak laki-laki kecil. "Tuan", anak itu berkata, "saya ingin membeli salah satu anak anjing anda."
"Yah...", kata si petani, sambil mengusap keringat di lehernya, "Anak-anak anjing ini berasal dari keturunan yang bagus dan cukup mahal harganya."
Anak itu tertunduk sejenak, kemudian merogoh kedalam saku bajunya, ia menarik segenggam uang receh dan menunjukkannya kepada si petani. "Saya punya tiga puluh sembilan sen. Apakah ini cukup untuk membelinya?" "Tentu....", kata si petani yang kemudian bersiul" Dolly, kemari..! panggilnya. Dolly keluar dari rumah anjingnya dan berlari turun diikuti oleh anak-anaknya.
Si anak laki-laki tersebut menempelkan wajahnya ke pagar, matanya bersinar-sinar. Sementara anjing-anjing tersebut berlarian menuju pagar, perhatian anak laki-laki tersebut beralih pada sesuatu yang bergerak di rumah anjing. Perlahan keluarlah seekor anak anjing, lebih kecil dari yang lain. Ia berlari menuruni lereng dan terpeleset. Kemudian dengan terpincang-pincang berlari, berusaha menyusul yang lain.
"Aku mau yang itu...", kata si anak, menunjuk pada anak anjing yang kecil. Sang petani berjongkok disampingnya dan berkata, "Nak..., kau tidak mau anak anjing yang itu , dia tidak bisa berlari dan bermain bersamamu seperti yang bisa dilakukan anak-anak anjing lainnya".
Anak itu melangkah menjauh dari pagar, meraih ke bawah, menggulung celana disalah satu kakinya, memperlihatkan penguat kaki dari logam yang melingkari kakinya hingga sepatu yang dibuat khusus untuknya. Ia memandang sang petani, dan berkata," Anda lihat, tuan, saya juga tidak bisa berlari, dan anak anjing itu memerlukan seseorang yang memahaminya."
Dunia penuh dengan orang-orang yang memerlukan orang lain yang mau memahaminya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar